Kamis, 17 Juli 2008

1st Note: First Experience, First Principle...

Dr. Gregory House : Is He A Great Diagnotician?

By: Bagus A. Mahdi

Dr. Greogory House atau bekennya dikenal dengan dokter House, dalam serial film House M.D, adalah seorang dokter dengan kemampuan diagnosis yang “menarik”. Singkatnya dokter ini terkenal akan keakuratan diagnosis yang dia buat. Keakuratan diagnosisnya membuatnya sebagai kepala Departemen Diagnositik di Rumah Sakit tempat ia bekerja. Apa yang membuat dia begitu akurat dalam membuat diagnosis?

Prinsipnya sederhana dia mendiagnosis bukan dengan kata “mungkin”. Dia mendiagnosis dengan sedikit asumsi-asumsi dalam bekerja. Teori apa yang digunakan dia dalam bekerja? kenalkah dengan teori Occam’s Razor atau Hickam’s Dictum? Mboh, saya sendiri tidak pernah membacanya dalam buku-buku kedokteran yang ada selama ini kecuali dalam situs www.housemd-guide.com. Ketiga teori tersebut menarik bagi saya untuk dipelajari dan diterapkan dalam praktek di dunia kedokteran.

Occam’s Razor menyatakan bahwa kita dalam hidup harus sedikit mungkin membuat asumsi-asumsi. Intinya dalam mendiagnosis suatu penyakit kita pantang untuk sering kali berkata mungkin sebab dokter bukan dukun dan juga bukan “mungkin” dokter. Dokter adalah seorang scientist. Ini prinsip! Dalam bekerja dokter harus membuat differential diagnosis seketika pasien mengeluhkan gejala pertama pada kita. Bukan ketika setelah pemeriksaan fisik lengkap, hasil lab, foto X-Ray, dan pemeriksaan penunjang datang. Kenapa? Jawabnya sederhana kita tidak mengobati hasil lab, foto X-Ray, dan pemeriksaan penunjang dkk. Kita mengobati seorang pasien yang celakanya seorang manusia. Kuncinya pada ANAMNESIS ! Simpel tapi tidak mudah. Occam’s Razor menyatakan pasien dengan dua keluhan (contoh: demam dan sakit kepala) lebih mungkin dikarenakan oleh satu macam penyakit dibandingkan kedua keluhan tersebut disebabkan oleh dua penyakit berbeda.

Dr. Gregory House selalu mengobati pasien berdasarkan satu penyakit. Jika gejala-gejala makin memburuk, kemudian penyakit yang tidak diketahui (unknown disease) pasiti pengobatannya telah terlewatkan atau salah kasih obat. Tapi hei, bukankah ini semacam pasien dijadikan percobaan yang menghabiskan banyak biaya dan dapat mengancam jiwa pasien, dan dokter akan dapat dituntut oleh hukum?

Tapi tunggu dulu, di satu sisi teori Hickam Dictum menyatakan bahwa pasien dapat memiliki banyak penyakit yang tidak pernah mereka sangka. Singkatnya pasien dengan dua keluhan lebih cenderung memiliki penyebab yang berbeda untuk setiap gejala daripada berasal dari satu proses penyakit. Pasien memilki beberapa penyakit yang sering daripada memilki satu penyakit yang jarang yang dapat menjelaskan banyaknya gejala yang dialaminya. Alasan lainnya beberapa pasien pada gilirannya dapat memilki beragam penyakit dalam satu waktu. Dalam kasus semacam ini beragam kategori diagnosis dapat menyatakan penyebabnya sendiri-sendri daripada satu sumber; sebagai contoh pasien dengan Hepatitis B atau HIV pada awalnya dapat terdiagnosis ia common cold atau pneumonia atau penyakit jantung atau lainnya, di mana penyakit ini dapat muncul bersamaan. Dengan demikian tampaknya teori Hickam’s Dictum memberikan keseimbangan terhadap prinsip penggunaan teori Occam’s Razor dalam membuat diagnosis.

Jadi bukankah tidak masalah ketika pada awal perjalanan penyakit pasien kasih obat common cold, pneumonia, atau sakit jantung, namun ketika tidak sembuh-sembuh maka harus berpikir apakah ada penyakit utama yang terlewat? Kuncinya pada apakah problem utama pasien!

Dr. House merupakan dokter yang istimewa dan luar biasa karena ia dapat memakai teori Occam’s Razor dan Hickam’s Dictum dengan tepat dalam mendiagnosis bahkan pada kebanyakan penyakit yang tak jelas.

Namun perhatikan bagaimana Dr. House bekerja mencari solusi. Seorang pasien datang dengan keluhan yang masih samar-samar. Keluhan ini menyebabkan keluhan yang lainnya yang kemudian mengakibatkan seizure, reaksi alergi, atau gagal organ sehingga memerlukan tindakan lebih lanjut. Pada pelayanan rumah sakit umum maka langkah-langkah yang ditempuh:

  1. Pasien masuk UGD lalu dikirim ke bagian terkait dengan kelainan yang ditemukan.
  2. Pasien dievaluasi oleh residen (dan kemungkinan juga koas)
  3. Residen menampilakan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan lab ke dokter kepala.
  4. Dokter kepala akan mengulang aspek-aspek yang berhubungan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dan kemungkinan merubah rencana pengobatan dari residen.

Pada kerja Dr. House tidak ada residen yang ada adalah “fellow”, dokter penyerta. Langkah tim Dr. House bekerja:

  1. Pasien dipindahkan ke tim Dr. House dari tempat siapa saja
  2. Satu “fellow” melakukan anamnesis
  3. Satu melakukan pemeriksaan fisik
  4. Dr. House membuat sejumlah daftar differential diagnosis dan meminta melakukan beberapa pemeriksaan lab atau penunjang yang dapat mengecilkan jumlah differential diagnosis.

Dr. House bekerja seperti menyusun sebuah puzzle dan itulah bagaimana kerja seorang dokter. Kita bekerja berdasarkan teori tetapi dalam menggali informasi jangan terlalu teoritis sebab yang kita hadapi celakanya adalah manusia. Terdapat guyonan dalam dunia kedokteran:

An internist, a pathologist, and a family physician go duck hunting. They see an animal that resembles a duck. The internist says, "Let me run some tests to prove that it's not a goose or a rabbit and only then will I proceed to shoot it." The pathologist says, "I'll kill it now and then figure out what it is." The family physician says, "I'm not quite sure what it is, and I don't really care. I have a gun and I'm killing it."

Apa yang membuat seorang ahli dalam mendiagnosis adalah kemampuan untuk mempertahankan pandangan di samping mempertahankan pengetahuan yang luas. Terkadang batuk adalah akibat suatu angioedema herediter akibat defisiensi C1 esterase inhibitor, namun terkadang batuk hanyalah sekedar batuk.

“It is in the nature of medicine that you are gonna screw up you are gonna kill someone. If you can't handle that reality, pick another profession. Or finish medical school and teach.” Gregory House M.D

Tidak ada komentar: